DIGITAL LIBRARY



JUDUL:ESTETIKA TARI BAKSA KAMBANG PADA SANGGAR ADING BASTARI DI DESA BARIKIN KECAMATAN HARUYAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
PENGARANG:Nazilah
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-05-10


Nazilah. 2022. Estetika Tari Baksa Kambang Pada Sanggar Ading Bastari di Desa Barikin Kecamatan Haruyan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Skripsi, Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat. Pembimbing (I) Muhammad Najamudin, M.Pd. (II) Putri Dyah Indriyani, M.Pd.

Kata Kunci : Estetika, Tari, Tari Baksa Kambang

Tari Baksa Kambang merupakan tari klasik. Tari Baksa berasal dari Desa Barikin Kecamatan Haruyan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Sanggar yang masih melestarikan Tari Baksa Kambang adalah Sanggar Ading Bastari di Desa Barikin, merupakan salah satu Sanggar tertua di Kalimantan Selatan. Tarian ini mempunyai unsur keindahan tersendiri sebagai perwujudan budaya yang dapat menjadi sarana untuk menggambarkan norma– norma kesopanan (adab), wujud penghormatan, meningkatkan dan memperkuat kepribadian bangsa. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Konsep yang digunakan untuk membedah permasalahan ini ialah konsep dari A.A.M. Djelantik melalui unsur pembentukan keindahan dilihat dari tiga aspek, yaitu; kesatuan atau keutuhan, keselarasan atau keseimbangan dan penonjolan atau penekanan pada unsur utama seni tari dilengkapi dengan konsep Jazuli yaitu wiraga, wirasa dan wirama. Penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan metode kualitatif. Hasil penelitian ini menjelaskan tentang: (1)Tari Baksa Kambang pada Sanggar Ading Bastari di Desa Barikin berbeda dengan Tari Baksa Kambang di daerah lain yang umumnya sering ditampilkan. Desa Barikin merupakan daerah asal dikembangkan dan dipertahankannya Tari Baksa Kambang yang dahulunya tumbuh dilingkungan keraton. Tarian Baksa Kambang mengandung arti keindahan yaitu kelemah lembutan dan kesopan santunan dengan adab yang ketat. Di karenakan tarian ini ada lah tarian persembahan yang lahir di lingkungan Keraton yang hanya khusus di persembahkan untuk Raja di Keraton. (2) Pada Tari Baksa Kambang memiliki nilai estetika sendiri yang tercipta dari pandangan penikmatnya, pengambilan kesimpulan dalam estetika sebuah tari terbagi menjadi dua yaitu subjektif dan objektif berdasarkan konsep Murgiyanto 2002 yang dukung konsep Jazuli 2008 yaitu secara keseluruhan tari baksa kambang dapat di maknai berdasarkan pengalaman, penglihatan, pendengaran, dan rasa yang tercipta dengan sendirinya saat seseorang mengamati sebuah karya seni

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI