Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan global di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas 2018 menunjukan bahwa adanya peningkatan prevelensi penderita gangguan jiwa berat (skizofrenia/psikosis) di Indonesia yaitu 1,7% pada tahun 2013 naik menjadi 7% pada tahun 2018. Masalah kesehatan jiwa diprediksi menjadi masalah kesehatan utama yang perlu mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Penggunaan layanan kesehatan jiwa juga secara maksimal masih terhalang beberapa faktor. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis faktor pendukung dan penghambat akses layanan kesehatan pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum berdasarkan perspektif keluarga pasien. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan dalam penelitian ini yaitu keluarga pasien berjumlah 5 orang dan 1 orang perawat dengan menggunakan teknik purposive samping. Data didapatkan dengan cara wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor pendukung akses layanan kesehatan jiwa pasien gangguan jiwa yaitu ketersediaan obat-obatan, kepemilikan BPJS Kesehatan, sikap positif petugas kesehatan, dukungan keluarga, dan dukungan masyarakat. Sedangkan faktor penghambat yaitu ketidaksediaan layanan kesehatan jiwa, ketidaksediaan tenaga kesehatan jiwa, jarak & aksesibilitas, biaya-biaya tambahan kurangnya dukungan keluarga, dan minimnya informasi tentang kesehatan jiwa. Diharapkan Rumah Sakit dan Dinas Sosial dapat meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas maupun akseptabilitas serta informasi tentang kesehatan jiwa.

Kata kunci: Gangguan jiwa, layanan kesehatan jiwa, faktor pendukung, faktor penghambat