Sungai Satui yang pemanfaatannya digunakan oleh masyarakat sehari hari memberikan potensi terhadap ketersediaan air bersih, sehingga jika sungai mengalami pencemaran maka akan berdampak pada masyarakat sekitar. Berdasarkan berita terkini mengenai kondisi Sungai Satui yang menjadi perbincangan karena air tercemar, begitu juga dengan nelayan yang merasa tempatnya mencari rezeki kembali terhalang. Hal ini yang membuat peneliti ingin melakukan penelitian pada Sungai Satui sehingga dapat memberikan informasi berdasarkan analisis dan keadaan  Sungai Satui sehingga dapat diketahui strategi pengelolaan sungai agar dapat digunakan oleh masyarakat untuk berkegiatan. Adapun parameter kunci yang digunakan dalam penelitian yaitu pH,  TSS,  BOD,  COD, DO, total posfat, Nitrat dan Fecal Coliform, serta menggunakan parameter penunjang lainnya. Penelitian dilaksanakan dengan pengambilan sampel di Hulu, Tengah dan Hilir Sungai Satui. Tahapan pengambilan sampel dan preservasi sampel air sungai dilakukan sesuai dengan kaidah penyimpanan dan pengawetan sampel sesuai dengan jenis parameter uji menurut persyaratan dalam SNI pengujian masing-masing parameter uji, pada air badan sungai diambil dengan metode pengambilan sampel sesaat ( grab sample). Data analisis kualitas air yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan dari pengambilan sampel di Sungai Satui yang kemudian dilakukan uji laboratorium parameter kualitas air diantaranya yaitu Suhu, Kecerahan, pH, TSS, TDS, DO, BOD, COD, Besi, Mangan, Seng, Kadmium, Tembaga, Timbal, Arsen, Air Raksa, Sulfat, Amoniak, Nitrat, Nitrit, Kesadahan, Khlorida, Orthopospat, Total Pospat, Minyak dan Lemak, Fecal Coliform dan Total Coliform. Pencemaran air dalam studi ini menggunakan metode IP (Indeks Pencemaran) yang diatur dalam  keputusan  menteri  Lingkungan  Hidup  Nomor  115  Tahun  2003  tentang  Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Berdasarkan analisis status mutu air Sungai Satui ditinjau dari nilai Indeks Pencemaran (IP) maka sungai satui periode Juli Kelas I ke empat titik lokasi sampling menunjukkan status mutu tercemar sedang, kelas II menunjukkan tercemar ringan. Periode agustus kelas I Sungai Danau  termasuk kategori tercemar berat, sedangkan ke tiga lokasi lainnya tercemar sedang. Kelas II keempat lokasi termasuk kategori tercemar ringan. Status trofik di Sungai Satui berdasarkan hasil rerata nitrat menunjukkan pada lokasi Hilir tergolong Eutrofik, pada titik tengah dan hulu termasuk dalam tergolong Hipertrofik. Adapun berdasarkan hasil rerata fosfat menunjukkan sungai Satui dari ke empat lokasi tergolong mesotrofik. Strategi pengendalian pencemaran air di Sungai Satui berdasarkan metode perhitungan AHP didapatkan faktor yang paling menentukan keberhasilan pengendalian pencemaran yaitu dengan memperhatikan pengendalian sumber pencemar dan penegakan hukum.