ABSTRAK

Sapawi, Addrian. 2023. Strukturalisme Genetik Novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu karya Puthut EA. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. FKIP. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Pembimbing: (I) Dewi Alfianti, M.Pd.; (II) Faradina, M.Pd.

Kata kunci: sosiologi sastra, strukturalisme genetik, novel

Strukturalisme gentik merupakan salah satu cabang sosiologi sastra yang meneliti karya secara menyeluruh dengan menggali asal-usulnya melalui struktur, latar belakang ekonomi, sosial, politik dan jejak kepengarangan yang mendasari terbitnya karya sastra, salah satunya novel. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur, fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dan pandangan dunia dalam novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu karya Puthut EA.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif melalui metode dialektik, yakni konsep pemahaman dan penjelasan untuk mengidentifikasi koherensi makna. Data penelitian ini meliputi kata, frasa, kalimat, dan istilah-istilah yang membentuk paragraf dalam novel serta sumber penunjang yang menampilkan mengenai kehidupan penulis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur pada novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu terbentuk dari masalah yang dimiliki tokoh. Hal ini digambarkan melalui hubungan antara tokoh dengan tokoh, tokoh dengan lingkungan sosialnya, dan tokoh dengan lingkungan budayanya. Fakta kemanusiaan pada novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu ditunjukkan melalui fakta geografis, aktivitas sosial dan budaya, aktivitas politik, fakta psikologis, fakta individual, dan fakta ideologis. Fakta kemanusiaan tersebut didasarkan pada fakta-fakta yang terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia. Subjek kolektif dalam novel ini berupa ketidakstabilan politik pada tahun 1996 hingga 1999 di tempat penulis tinggal. Pandangan dunia Puthut EA terbentuk melalui interaksi antara tokoh problematik atau tokoh-tokoh yang memiliki masalah dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Hal ini diekspresikan sebagai wujud kemarahan sekaligus rasa prihatin terhadap mahasiswa, rakyat, serta berjalannya politik di Indonesia. Penulis mengekspresikan pandangan mengenai rasa nasionalis dan pelestarian budaya di lingkungan tokoh problematik.