DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Dunia Bukan Milik si Standar : Beauty Standards sebagai Bentuk Diskriminasi Gender pada Mahasiswa Perempuan di Kota Banjarmasin
PENGARANG:LAHFA NADIYAH RAHMANA
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-06-26


ABSTRAK

Ditulis oleh: Lahfa Nadiyah Rahmana (1910415220011) Dibimbing oleh: Varinia Pura Damaiyanti, S.Sos, M.Si.

Perempuan yang dianggap tidak sesuai dengan standar kecantikan tersebut seringkali mengalami diskriminasi dan stigma negatif, baik secara langsung maupun tidak langsung, hal ini dapat menimbulkan ketidakamanan atau "insecurity" terhadap tubuh, dan dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi kesehatan mental dan fisik individu. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui bagaimana beauty standards dapat mendiskriminasi mahasiswa perempuan di Kota Banjarmasin. Serta untuk memahami, memaknai, dan mengedukasi konsep self acceptance pada perempuan. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis fenomenologi. Kendati konsep kecantikan dapat mempengaruhi citra tubuh dan kepercayaan diri perempuan, tidak semua perempuan setuju akan standar kecantikan tersebut. Terdapat perempuan yang memilih menolak standar kecantikan yang sempit dan tidak realistis lalu memilih mengekspresikan diri mereka dengan caranya masing-masing. Disamping itu, perempuan memilih mengambil langkah-langkah untuk memperkuat kepercayaan diri mereka sendiri, seperti dengan mengekspresikan diri melalui sesuatu yang disukai dan menggali value dalam diri. Maka dari itu, penting bagi masyarakat untuk menghargai keragaman tubuh dan kecantikan perempuan guna mengurangi diskriminasi dan meningkatkan rasa aman serta penerimaan terhadap bentuk tubuh perempuan. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwasanya masyarakat asli Banjar meyakini kecantikan perempuan yang utama dilihat dari aura yang dipancarkan, selanjutnya untuk tampilan luar berupa fisik hanya sebagai pendukung. Hal inilah yang disebut sebagai “babustan tujuh” dalam istilah Banjar, yakni suatu nilai yang ada pada diri perempuan yang sukar ditemukan pada perempuan-perempuan pada umumnya.

Kata Kunci: Beauty standards, diskriminasi, insecurity

vii

 

ABSTARCT

Written by: Lahfa Nadiyah Rahmana (1910415220011)

Supervised by: Varinia Pura Damaiyanti, S.Sos, M.Si.

Women who are considered not in accordance with these beauty standards often experience negative discrimination and stigma, both directly and indirectly, this can cause insecurity or "insecurity" to the body, and can have a detrimental impact on the mental and physical health of individuals. The purpose of this study is to find out how beauty standards can discriminate against female students in Banjarmasin City. As well as to understand, interpret, and educate the concept of self-acceptance in women. The method used is a qualitative approach with a phenomenological type. Although the concept of beauty can affect women's body image and self-confidence, not all women agree on these beauty standards. There are women who choose to reject narrow and unrealistic beauty standards and express themselves in their own way. In addition, women choose to take steps to strengthen their own confidence, such as by expressing themselves through something they like and exploring their values. Therefore, it is important for society to appreciate the diversity of women's bodies and beauty in order to reduce discrimination and increase a sense of security and acceptance of women's body shapes. As believed by the indigenous people of Banjar, that the main female beauty is seen from the aura emitted, then for the external appearance in the form of physical only as support. This is what is referred to as “babustan tujuh” in Banjar terms, which is a value that exists in women that is difficult to find in women in general.

Keywords: Beauty standards, discrimination, insecurity

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI