Perencanaan proyek yang baik sangat penting dalam pengembangan perangkat
lunak. Salah satu faktor utama kegagalan proyek pengembangan perangkat lunak
adalah estimasi yang buruk. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengimplementasikan metode Extended Usecase Point (EUCP) dalam aplikasi
SISPJ (Sistem Informasi Surat Pertanggungjawaban) Universitas Lambung
Mangkurat dan menganalisis jumlah pengembang dengan metode Extended
Usecase Point. Metode Extended Usecase Point digunakan untuk memperkirakan
ukuran perangkat lunak dengan fokus pada rincian internal dari setiap use case yang
dijelaskan dalam Usecase Narrative. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai
e-ucp yaitu 163,6 dengan estimasi effort sebesar 3512 jam secara keseluruhan dan
1756 jam pada fase development. Selanjutnya, distribusi effort per fase dikonversi
menjadi alokasi waktu dan jumlah pengembang yang dibutuhkan. Berdasarkan
perhitungan, jumlah pengembang yang diperlukan dalam setiap fase
pengembangan adalah sebagai berikut: Requirement 2 orang, Specification 2 orang,
Design 3 orang, Implementation 3 orang, Integration Testing 2 orang, dan
Acceptance and Deployment 2 orang. Total keseluruhan, estimasi jumlah
pengembang yang dibutuhkan dalam proyek ini adalah 14 orang. Sedangkan dalam
pengembangan proyek riilnya hanya dibutuhkan 7 orang dengan pembagian analis
sistem 1 orang, Perancang basis data 1 orang, dan Programmer 5 orang. Hal ini
mengindikasikan bahwa dalam pendekatan berdasarkan peran, fokus diberikan
pada penugasan tenaga pengembang yang lebih spesifik dan mungkin
mengharuskan beberapa orang untuk mengambil peran ganda. Di sisi lain, metode
Extended Usecase Point menunjukkan distribusi jam kerja dan jumlah personel
yang lebih merata untuk setiap fase pengembangan.