Adanya aktivitas yang padat di sepanjang aliran sungai Satui pada kawasan desa Satui Timur, diduga mengakibatkan penurunan kualitas perairan sungai. Ikan baung banyak terdapat di daerah perairan sungai Satui dan ikan baung diduga memiliki sifat yang peka terhadap perubahan lingkungan, sehingga dapat dijadikan salah satu organisme yang digunakan dalam uji untuk mengetahui beberapa cemaran bahan kimia. Pengujian histopatologi pada ikan dapat memberikan gambaran perubahan jaringan sepertiginjal dan hati.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan histopatologi hati dan ginjal ikan baung, serta menilai kualitas perairan sungai Satui. Pembuatan preparat histologi menggunakan metode paraffin. Analisis kualitas air dibandingkan dengan Baku Mutu Air PP No 22 Tahun 2021 dan dianalisis dengan metode Indeks Pencemaran. Analisis histopatologi kualitatif dilakukan dengan deskriptif dan analisis kuantitatif menggunakan metode skoring. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kerusakan histopatologi hati ikan baung meliputi degenerasi lemak, kongesti dan nekrosis. Kerusakan histopatologi ginjal ikan baung meliputi Melano Makrofag Center (MMC), kongesti dan pembengkakan glomerulus. Berdasarkan hasil rata-rata skoring menunjukkan hasil tergolong normal < 25 % atau dengan skor < 1, dengan nilai signifikan (p>0,05)tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara kerusakan histologis hati dan ginjal ikan baung antar stasiun 1 dan 2. Hasil penelitian kualitas perairan menunjukkan bahwa beberapa parameter kualitar air melebihi baku mutu yang ditetapkan. Berdasarkan hasil indeks pencemaran perairan sungai Satui tergolong tercemar ringan dengan rata-rata indeks pencemaran pada pengambilan sampel ke-1 yaitu 1,11, sedangkan pengambilan sampel ke-2 yaitu 2,31.

.

Kata kunci : histopatologi, ikan baung, kualitas perairan, sungai Satui