DIGITAL LIBRARY
JUDUL | : | STEREOTIP TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL MAY KARYA SANDI FIRLY DAN NOVEL LAMBUNG MANGKURAT KARYA RANDU ALAMSYAH | |
PENGARANG | : | MALIA | |
PENERBIT | : | UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT | |
TANGGAL | : | 2023-07-20 |
Stereotip tokoh perempuan dengan teori feminisme dalam sudut pandang laki?laki merupakan sesuatu yang menarik. Penelitian ini bertujuan: 1) mendeskripsikan
stereotip tokoh perempuan dalam novel May karya Sandi Firly; dan 2)
mendeskripsikan stereotip tokoh perempuan dalam novel Lambung Mangkurat karya
Randu Alamasyah.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Sumber data dari novel May karya Sandi Firly dan novel Lambung Mangkurat karya
Randu Alamsyah. Teknik pengumpulan data dari membaca, mencatat kalimat,
mencatat ucapan tokoh, dan menjelaskan stereotip yang ditemukan. Teknik analisis
data melalui pengumpulan data, reduksi data, menyajikan data, dan simpulan.
Hasil penelitian yang berdasarkan dari sumber data novel May karya Sandi
Firly (2019) dan novel Lambung Mangkurat karya Randu Alamsyah (2018)
menunjukkan bahwa; di dalam kedua novel menemukan stereotip yang sesuai dengan
label perempuan Banjar. Stereotip tokoh perempuan dalam novel May adalah
manipulatif, pandai, mudah dipengaruhi, dan emosional (tidak sabar). Stereotip tokoh
perempuan dalam novel Lambung Mangkurat adalah kuat, agresif, pemberani,
emosional dan tegas. Kisah novel May ini bisa mengacu pada cerita Radin Pangantin
yang memiliki stereotip sama yaitu emosional dan mudah dipengaruhi. Sedangkan,
kisah novel Lambung Mangkurat bisa mengacu pada cerita perjuangan Ratu Zaleha
yang memiliki stereotip sama yaitu kuat, tegas dan pemberani. Penelitian stereotip ini
disesuaikan dengan label perempuan Banjar dikarenakan kedua novel ini ditulis oleh
penulis lokal Banjarmasin. Dalam penelitian ini, peneliti juga menemukan adanya
pergeseran stereotip dari novel May dan novel Lambung Mangkurat. Pergeseran pada
penggambaran tokoh perempuan yang bertolak belakang. Sosok May memiliki
wilayah gerak yang terbatas. Berbeda dengan sosok Mayang yang tidak memiliki
batas wilayah gerak. Hal ini tidak lepas dari kodratnya sebagai perempuan. Kodrat
perempuan yang dimaksud adalah feminim dan rasa yang lebih sensitif.
Penelitian ini sebagai langkah awal untuk peneliti berikutnya. Masih banyak
yang bisa diteliti dan dikembangkan dari kedua novel tersebut. Misalnya, lebih
mendalam membahas unsur feminisme dan citra diri perempuan.
NO | DOWNLOAD LINK |
1 | FILE 1 |
File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI