Latar Belakang: Tumbuhan tabat barito merupakan tumbuhan asli Kalimantan yang banyak dimanfaatkan sejak dulu sebagai obat tradisional dengan bioaktivitas yang telah teruji salah satunya yaitu antibakteri sehingga dalam bidang kedokteran gigi, ekstrak daun tabat barito berpotensi sebagai obat kumur alternatif pengganti obat kumur komersial. Maka dari itu, diperlukan uji toksisitas sebelum ekstrak daun tabat barito digunakan sebagai alternatif bahan kedokteran gigi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek toksik ekstrak daun tabat barito (Ficus deltoidea Jack.) dosis 1.250 mg/kg BB, 2.500 mg/kg BB, dan 3.750 mg/kg BB terhadap ginjal tikus Wistar (Rattus norvegicus) berdasarkan gambaran histopatologi perdarahan dan nekrosis yang diberikan secara per oral selama 14 hari.Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental murni (true experimental) dengan post test-only with control group design. Penelitian terdiri dari kelompok kontrol yang diberikan akuades dan kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak daun tabat barito dosis 1.250 mg/kg BB, 2.500 mg/kgBB, dan 3.750 mg/kgBB sebanyak 2x1 ml sehari secara per oral selama 14 hari. Hasil: Penelitian ini menunjukkan skor gambaran histopatologi perdarahan dan nekrosis kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dosis 1.250 mg/kg BB adalah 0, sedangkan skor pada kelompok perlakuan dosis 2.500 mg/kgBB dan 3.750 mg/kgBB adalah 1. Hasil uji statistik Kruskal-Wallis menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok. Kesimpulan: Tidak terdapat efek toksik pada pemberian akuades, ekstrak daun tabat barito dosis 1.250 mg/kg BB, 2.500 mg/kgBB, dan 3.750 mg/kgBB terhadap ginjal tikus Wistar berdasarkan gambaran histopatologi perdarahan dan nekrosis.