Sektor pertambangan dan perkebunan memiliki peranan vital dalam meningkatkan PDRB serta memberikan multiplier effect yang positif terhadap output, nilai tambah, pendapatan, dan tenaga kerja. Namun, di sisi lain juga memberikan dampak negatif meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim sehingga terjadi bencana banjir hampir seluruh wilayah Kalimantan selatan. Perencanaan mitigasi bencana menjadi kunci utama dalam penanganan bencana.

Penelitian ini bertujuan dalam rangka mengidentifkasi kondisi tinggi muka air pada sub DTA dalam DTA Riam Kanan dan menetapkan perencanaan penanganan pasca banjir.

Pelaksanaan penelitian dilakukan di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar dengan menerapkan metode penelitian kuantitatif dengan metode analisis spasial dengan melakukan overlay tinggi muka air banjir terhadap obyek didalamnya seperti rumah, jalan dan manusia.

Hasil penelitian menunjukan bahwa analisis tinggi muka air terhadap lokasi penelitian didominasi oleh kelas tinggi muka air 2 dengan luas 472,14 Ha pada beberapa desa yang terdampak. Kerentanan sosial pada kelompok umur yang rentan terhadap bencana banjir di lokasi penelitian yakni kelompok umur anak – anak dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi memiliki rentan yang tinggi terhadap bencana banjir. Kerentanan fisik yang cukup terdampak yakni pada infrastruktur jalan yang dimana dominan pada jalan kolektor sepanjang 7,11 Km dan jalan lain sepanjang 12,5 Km. sedangkan kerentanan ekonomi yang terdampak yakni pada sektor pertanian (lahan basah dan lahan kering) seluas 525,65 Ha dan sektor perikanan (tambak ikan) seluas 262,19 Ha. Jumlah rumah yang rentan terdampak sebanyak 2.107 unit terdiri dari kondisi aman banjir sebanyak 697 unit, cukup aman sebanyak 170 unit dan rentan sebanyak 1.239 unit. Berdasarkan tersebut titik evakuasi ditetapkan sebanyak 23 titik dengan jangkauan titik evakuasi terbanyak yakni titk evakuasi nomor 22 dapat menjangkau 340 rumah di Desa Sungai Alang.