ABSTRAK
Kelangkaan air adalah masalah besar saat ini di seluruh dunia.Sumber air bersih utama seperti sungai dan mata air diintrusi oleh air laut sehingga air tersebut menjadi payau. Air payau adalah campuran antara air tawar dan air laut (air asin). Air payau dapat diolah menjadi air bersih dengan mengurangi kandungan garam terlarut didalamnya dengan desalinasi. Proses desalinasi dilakukan menggunakan membran silika yang disisipkan dengan karbon dari pektin untuk memperkuat struktur pori dan hidrostabilitas membran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari membran silika-pektin dengan metode pervaporasi (PV) menggunakan air garam artifisial (konsentrasi garam 0 wt%, 0,3 wt% dan 1 wt%). Membran silika-pektin konsentrasi 0,5% dikalsinasi pada suhu 400 oC dengan teknik RTP (Rapid Thermal Processing) dengan ketebalan membran yang dihasilkan 1,41 μm. Morfologi membran dianalisis menggunakan SEM (Secanning Electron Microscope). Hasil menunjukan permukaan membran tidak retak (crack) dengan ukuran pori membran 2-50 nm. Proses pervaporasi dilakukan dengan suhu air umpan (feed) ~25 oC. Membran silika-pektin tanpa interlayer menunjukan kinerja yang baik dengan konsentrasi garam 0 wt%, konsentrasi garam 0,3 wt% dan konsentrasi garam 1 wt% yaitu 13,6 kg/m2 jam, 13,2 kg/m2 jam dan 10,8 kg/m2 jam, secara berturut-turut. Dari hasil yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi larutan umpan mempengaruhi hasil fluks permeat yang didapatkan. Rejeksi garam yang tinggi juga berhasil diperoleh dengan nilai >99% untuk semua air umpan. Hal ini dikarenakan tingginya konsentrasi garam menutup pori-pori dan membuat molekul air yang melewati membran menjadi jauh lebih lambat atau dikenal dengan polarisasi konsentrasi garam.
Kata kunci: air payau, desalinasi, membran silika-pektin, pervaporasi, tanpa interlayer