Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap data pribadi konsumen atas terhubungnya akun Paylater konsumen dengan akun orang lain di dalam aplikasi Shopee dan juga untuk mengetahui tanggung jawab pihak penyedia dalam terjadinya penyalahgunaan data pribadi yang menyebabkan kerugian bagi konsumen.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, terjadinya penonaktifan akun atas terhubungnya akun SPayLater konsumen ke akun SPayLater orang lain mengenai tagihan yang belum terlunasi, termasuk dalam pencegahan akses secara tidak sah berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi. Namun, penagihan yang bukan pada pemiliknya sudah menyalahi prinsip perlindungan data pribadi itu sendiri. Dengan demikian, Otoritas Jasa Keuangan yang secara khusus menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan, melakukan pembelaan hukumnya dengan memerintahkan Pelaku Usaha Jasa keuangan (PUJK) untuk melaksanakan layanan pengaduan konsumen dan melakukan verifikasi dan pemeriksaan khusus terhadap pengaduan tersebut. Kedua, wajib bagi PUJK bertanggung jawab atas kerugian konsumen yang timbul akibat kesalahan, kelalaian, dan/atau perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan, dengan menyediakan layanan pengaduan berdasarkan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Serta wajib diikuti dengan prinsip tanggung jawab pelaku usaha. Melalui kinerja berkelanjutan, interface antara konsumen dan PUJK yang dilakukan dalam aplikasi Shopee membuat PT Commerce Finance bekerja sama dengan PT Shopee Indonesia menyediakan layanan pengaduan tersebut melalui customer service dan formulir permintaan aktivasi akun.

Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Konsumen, Paylater, Data Pribadi, Shopee