Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya aspek perkembangan motorik halus anak dalam kemampuan menggunting sesuai dengan pola. Hal ini disebabkan anak belum terbiasa memegang gunting dan anak kurang diberi kesempatan untuk mencoba memegang gunting. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan aktivitas guru, aktivitas anak, dan menganalisis hasil perkembangan motik halus anak.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang dilaksanakan dengan empat kali pertemuan. Subjek penelitian adalah anak kelompok B PAUD Terpadu Al Muttaqin Banjarmasin Tahun pelajaran 2022/2023, jumlah sebanyak 20 orang. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif yang dijabarkan dengan tabulasi dan grafik disajikan dengan indikator ketuntasan belajar yang ditetapkan.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Aktivitas guru pada pertemuan ke1 dengan skor 21 kategori “Baik”, Pertemuan ke-2 dengan skor 23 kategori “Baik”, Pertemuan ke-3 dengan skor 29 kategori “Baik” dan pertemuan ke-4 dengan skor 34 kategori “Sangat Baik”. (2) aktivitas anak pertemuan ke-1 dengan presentase 35% kategori “Kurang”, Pertemuan ke-2 dengan presentase 55% kategori “Cukup”, Pertemuan ke-3 dengan presentase 80% kategori “Aktif” dan pertemuan ke-4 dengan presentase 100% kategori “Sangat Aktif”. (3) Hasil perkembangan motorik halus pertemuan ke-1 presentase 36% hanya 6 anak yang berhasil berkembang hingga pada pertemuan ke-4 mencapai 100% atau 17 anak berhasil berkembang mendapatkan (BSH) dan (BSB).  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model project based learning, direct instruction dan media GUTAMI dapat mengembangkan kemampuan menggunting sesuai dengan pola dan menganalisis hasil perkembangan motorik halus sesuai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Disarankan bagi guru, kepala sekolah, dan peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan masukan dan informasi untuk memilih model pembelajaran.