Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya perkembangan motorik halus anak dalam mengkoordinasi mata dan tangan. Hal ini disebabkan kurang keterlibatan anak, model pembelajaran monoton dan kegiatan pembelajaran kurang menarik. Dampaknya perkembangan motorik halus tidak akan berkembang secara optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktivitas guru, aktivitas anak dan menganalisis hasil pengembangan motorik halus anak dalam kegiatan quilling. Pendekatan penelitian ini menggunakan kualitatif jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 3 kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A1 TK Idhata II yang berjumlah 12 orang anak. Teknik pengumpulan data berupa observasi. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Analisis data di lakukan dengan teknik deskriptif kualitatif yang di jabarkan dengan tabulasi dan grafik di sajikan dengan indikator keberhasilan perkembangan yang ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas guru pertemuan 1 dengan skor 27 dengan kategori “Baik”, pertemuan ke 2 dengan skor 40 dengan kategori “Sangat Baik”, pertemuan ke 3 dengan skor 44 dengan kategori “Sangat Baik”. Aktivitas anak pertemuan ke 1 mencapai 41,7% kategori Kurang Aktif, pertemuan ke 2 mencapai 91,7% kategori “Sangat Aktif”, dan pertemuan ke 3 mencapai 100% kategori “Sangat Aktif”. Ketuntasan klasikal hasil pengembangan anak pada pertemuan 1 mencapai 41,7% pertemuann 2 mencapai 66,7% dan pertemuan 3 mencapai 100%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kombinasi model Project Based Learning, Explicit Intruction dan kagiatan Quilling dapat meningkatkan aktivitas anak dan hasil perkembangan motorik halus anak khususnya dalam mengkoordinasikan mata dan tangan. Disarankan penggunaan model tersebut sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan aktivitas anak pada peningkatan hasil perkembangan motorik halus anak mengkoordinasikan mata dan tangan.