Anak berkebutuhan khusus dianggap sebagai sosok yang tidak berdaya dan perlu dikasihani. Hal inilah yang menjadikan anak berkebutuhan khusus sering dikucilkan atau termaginalkan dari lingkungan sekitar dan sering menerima perlakuan yang diskriminatif dari orang lain terutama saat ingin mendapatkan akses pendidikan. Pendidikan inklusi diselenggarakan bertujuan untuk menggabungkan (mengakomodasikan) anak reguler dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam satu lingkungan pembelajaran sehingga menghilangkan kesenjangan akses pendidikan selama ini. Teknologi pendidikan sebagai bidang garapan ilmu teori dan praktis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, membuat kita untuk memiliki wawasan dan cara pandang tentang perkembangan dan pengelolaan dalam proses pembelajaran yang lebih inklusi dengan mengakomodasi semua orang. Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa Pengelolaan Proses Pembelajaran Pendidikan Inklusi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di PAUD Terpadu Bina Sejahtera pada proses pembelajaran, mengakomodasi berbagai kebutuhan peserta didik yang bermacam-macam mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasinya sudah sesuai dengan pedoman umum penyelenggaraan pendidikan inklusi. Sekolah dapat lebih aktif lagi berkolaborasi dengan orang tua dan masyarakat sekitar agar peserta didik bisa saling menghargai dan peka terhadap sekelilingnya.