DIGITAL LIBRARY



JUDUL:KERUSAKAN LINGKUNGAN DALAM ANTOLOGI PUISI "GEMURUH PUISI DARI KALIMANTAN" KARYA ALI SYAMSUDIN ARSI
PENGARANG:ACHMAD ZULKIFLI ALTINUS
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-09-03


ABSTRAK

 

Zulkifli Altinus, Achmad. 2023. Kerusakan Lingkungan dalam Antologi Puisi “Gemuruh Puisi dari Kalimantan” Karya Ali Syamsudin Arsi. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Pembimbing: (I) Ahsani Taqwiem, M.Pd.; Pembimbing: (II) Faradina M.Pd.

 

Kata kunci: kerusakan lingkungan, puisi, dan ekokritik.

 

            Karya sastra merupakan bentuk pencerminan dari kehidupan yang digubah dalam bentuk bahasa tulis. Puisi sebagai karya sastra dapat memuat berbagai gagasan, sudut pandang, serta sikap pengarang, termasuk persoalan kerusakan lingkungan. Pembahasan mengenai kerusakan lingkungan di dalam karya sastra dapat dikaji dengan teori ekokritik sastra. Melalui ekokritik sastra, akan diketahui peran karya sastra terhadap lingkungan.

            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kerusakan lingkungan yang direpresentasikan dalam puisi Ali Syamsudin Arsi dengan melihat penggunaan pilihan kata (diksi) dan citraan, serta mendeskripsikan pembelaan penyair terhadap kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh perbuatan manusia.

            Pendekatan ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan ekokritik sastra yang merupakan cabang dari ekologi sastra. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu antologi puisi yang berjudul “Gemuruh Puisi dari Kalimantan” karya Ali Syamsudin Arsi. Data dalam penelitian ini berupa larik dan bait yang terdapat di dalam puisi bertema lingkungan. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik studi pustaka. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis data struktural dan deskriptif.

            Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) kerusakan lingkungan yang direpresentasikan melalui pilihan kata (diksi) dan citraan di dalam puisi bukan hanya khayalan, melainkan cerminan nyata kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar. (2) Puisi dapat menjadi media yang tepat untuk melakukan pembelaan terhadap kerusakan lingkungan seperti menyuarakan sikap protes, keprihatinan, imbauan, perlawanan, serta mengajak pembaca pada kesadaran untuk peduli dan membenahi apabila terjadi kerusakan lingkungan, yang disampaikan baik secara tersurat maupun tersirat.

 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI