DIGITAL LIBRARY



JUDUL:TRADISI MAMACCA’ DALAM UPACARA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT MANDAR DI DESA TANJUNG SELOKA KECAMATAN PULAU LAUT SELATAN KABUPATEN KOTABARU
PENGARANG:MIRNA WATI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-10-02


Tradisi melattigi merupakan tradisi pernikahan adat masyarakat Mandar yang terdapat di Desa Pulau Kerayaan Kecamatan Pulau Laut Kepulauan Kabupaten Kotabaru. Tradisi melattigi tersebut sudah sejak zaman dahulu dan masih dilaksanakan hingga kini oleh masyarakat di Desa Pulau Kerayaan ketika hendak menggelar acara pernikahan. Tradisi tersebut terus dilaksanakan dikarenakan merupakan tradisi yang terus diwariskan dari nenek moyang terdahulu dan dianggap memiliki nilai-nilai yang dianggap sakral. Tujuan dari penelitian ini adalah menguraikan proses pelaksanaan tradisi melattigi dan untuk mengetahui perkembangan tradisi melattigi di Desa Pulau Kerayaan sejak tahun 1990 hingga 2020.

 Penelitian ini menggunakan Metode Sejarah dengan proses Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Tahap heuristik mengumpulkan data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data  menggunakan  teknik wawancara, observasi  dan dokumentasi. Tahap kritik  yang terdiri dari kritik  internal  dan eksternal. Tahap interpretasi  yakni menafsirkan data yang  diperoleh.  Historiografi,  yaitu menuliskan data yang sudah  diperoleh, diseleksi,  dan  disimpulkan dalam bentuk  teks naratif.

Hasil penelitian menguraikan langkah-langlah dari tradisi melattigi. Perkembangan tradisi melattigi dari tahun 1990 hingga 2020 mulai dari proses pelaksanaan, tempat pelaksanaan, alat dan bahan serta aktor yang berperan dalam tradisi melattigi. Proses pelaksanaan tradisi melattigi tidak mengalami banyak perubahan dalam pelaksanaannya. Namun demikian terdapat beberapa hal yang berubah seiring berkembangnya zaman. Diantara perubahan tersebut adalah penggunaan pindang toriolo sebagai wadah dalam pelaksanaan tradisi melattigi digantikan dengan wadah seperti mangkok dan atau piring biasa. Selain itu memasuki tahun 2010 perubahan juga terjadi pada tempat pelasanaan tradisi melattigi dimana sebelumnya proses melattigi antara pengantin perempuan dan laki-laki dilasanakan di dua tempat yang berbeda saat ini telah dilakukan pada satu tempat di waktu yang sama.

Kesimpulan dari penelitian ini  bahwa tradisi melattigi telah mengalami perubahan secara perlahan mengikuti perkembangan zaman sejak tahun 2010 hingga pada tahun 2020.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI