Permasalahan dalam penelitian ini adalah pada perkembangan aspek motorik halus anak pada kelompok B dalam menggunting dimana ditemukan masih terdapat beberapa anak yang kurang dalam mengenal angka. Tentu saja jika hal tersebut dibiarkan akan memliki dampak dikemudian hari bagi anak. Adapun penyebab dari permasalahan yang ditemukan yaitu pembelajaran yang disajikan serta media yang digunakan untuk pembelajaran kurang menarik minat dan perhatian anak sehingga anak kurang dalam memperhatikan pembelajaran pada saat kegiatan berlangsung. Adapun solusi yang ditawarkan ialah menggunakan model direct instruction. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikani aktivitas guru, anak dan menganalisis hasil perkembangan aspek motorik halus anak khusunya dalam menggunting. Pendekatan penelitian ini menggunakan kualitatif dan kuantitatif serta jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilaksanakan 2 siklus dengan 3 kali pertemuan. Setting penelitian pada anak kelompok B di TK Aisiyah Bustanul Athfal 37 Banjarmasin yang berjumlah 10 orang anak (4 laki-laki dan 6 perempuan). Instrument penelitian yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas guru dan anak yang diambil pada berlangsungnya proses kegiatan pembelajaran. Pada penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi serta penilaian aspek perkembangan motorik halus. Hasil menunjukkan bahwa aktivitas guru memperoleh kreteria “Sangat Baik”, Aktivitas anak mencapai peningkatan dengan memperoleh kreteria “Sangat Aktif”, dan hasil aspek perkembangan motorik halus menunjukkan anak memperoleh peningkatan dengan kreteria “Berkembang Sangat Baik (BSB)”. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa model direct instruction dalam mengembangkan aspek perkembangan motorik halus anak dalam menggunting kelompok B TK Aisiyah Bustanul Athfal 37 Banjarmasin dikembangkan secara optimal dan hipotesis dapat diterima. Saran bagi guru dan kepala sekolah serta peneliti selanjutnya semoga penelitian ini bisa menjadi bahan referensi atau masukan dalam mengembangkan aspek kemampuan motorik halus maupun aspek kemampuan lainnya.