DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Mengembangkan Kontrol Motorik Halus Dalam Meronce Menggunakan Kombinasi Model Project Based Learning, Metode Demonstrasi dan Media Loose Parts Kelompok A TK Aisyiyah 42 Banjarmasin
PENGARANG:RUMINA
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-10-26


ABSTRAK

 

Rumina. 2023. Mengembangkan Kontrol Motorik Halus Dalam Meronce Menggunakan Kombinasi Model Project Based Learning, Metode Demonstrasi dan Media Loose Parts Kelompok A TK Aisyiyah 42 Banjarmasin. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin. Pembimbing Mohammad Dani Wahyudi, S.Pd.I, M.Pd.

 

Kata Kunci : Motorik Halus, Meronce, Model Project Based Learning, Demonstrasi, Loose Parts.

 

Motorik halus adalah bagian dari aktivitas atau keterampilan otot-otot kecil, seperti jari-jari, tangan dan lengan. Aktivitas ini biasanya membutuhkan kecermatan serta koordinasi mata dan tangan. Salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan motorik halus yaitu meronce. Meronce memiliki makna yang sama dengan kata merangkai. Masalah yang ditemukan peneliti adalah kemampuan motorik halus dalam meronce pada anak masih rendah, adapun penyebab nya yaitu pembelajaran guru yang monoton, kurang kreatif dalam meciptakan media belajar, dan pemanfaatan media yang kurang maksimal. Salah satu solusi yang dapat diberikan adalah menggunakan kombinasi model Project Based Learning, metode Demonstrasi dan media Loose Parts. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas anak, dan hasil perkembangan.

Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang dilakukan dalam 2 siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Subjek penelitian adalah Kelompok A1 di TK Aisyiyah Bustanul Atfal 42 (TK Aisyiyah 42) Banjarmasin sebanyak 16 anak. Instrumen yang digunakan yaitu lembar pengamatan terkait aktivitas guru, aktivitas anak dan hasil perkembangan. Sedangkan analisis data menggunakan deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan dari kategori “baik” dan “sangat baik” pada siklus 1, menjadi “sangat baik” pada siklus 2. Aktivitas anak secara klasikal mengalami peningkatan dari 25% pada siklus 1 menjadi 87,5% pada siklus 2 dengan kategori sangat aktif. Selain itu, hasil perkembangan anak secara klasikal meningkat dari 31% pada siklus 1 menjadi 94% pada siklus 2.

Dapat disimpukan bahwa kombinasi model Project Based Learning dan metode demonstrasi melalui media Loose Parts berhasil memperbaiki kualitas guru, meningkatkan aktivitas anak, serta mengoptimalkan hasil perkembangan. Sehingga disarankan menggunakan kombinasi model Project Based Learning dan metode demonstrasi melalui media Loose Parts sebagai referensi pembelajaran efektif agar kemampuan motorik halus dalam meronce menjadi lebih baik.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI