Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan baku, kemudian mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi, dan kemudian menjualnya. Proses produksi yang mencakup skala besar membuat perusahaan manufaktur memiliki karyawan dalam jumlah yang besar pula. Besarnya jumlah karyawan dan beban kerja yang dimiliki semakin menuntut perusahaan untuk memperhatikan pada kondisi karyawannya agar tidak terjadi permasalahan. Salah satu faktor penting yang harus ada dalam kehidupan kerja adalah keterikatan karyawan yang kemudian memiliki hubungan signifikan dengan sumber daya pribadi yang didalamnya termuat efikasi diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan efikasi diri terhadap keterikatan karyawan pada karyawan perusahaan manufaktur di Kalimantan Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan perusahaan manufaktur yang ada di Kalimantan Selatan. Sampel penelitian berjumlah 170 orang yang didapatkan melalui teknik incidental sampling. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu General Self-Efficacy Scale (GSE) dan Utrecht Work Engagement Scale (UWES). Analisis data penelitian menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana dengan bantuan software IBM SPSS Statistic 26. Hasil penelitian menyatakan nilai F hitung sebesar 390,139 dengan signifikansi 0,000 kurang dari 0,05 (F = 390,139; P = 0,000 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peranan antara efikasi diri terhadap keterikatan karyawan pada karyawan perusahaan manufaktur di Kalimantan Selatan.

Kata kunci: efikasi diri, karyawan perusahaan manufaktur, keterikatan karyawan