DIGITAL LIBRARY



JUDUL:PERSEPSI MAHASISWA DENGAN HAMBATAN FISIK DAN MOTORIK TERHADAP AKSESIBILITASGEDUNG DI LINGKUNGAN PRODI PENDIDIKAN KOMPUTER FKIP ULM
PENGARANG:DEA ROSIANA AMBARWATI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-11-19


Pendidikan yang ramah untuk semua lebih dikenal dengan pendidikan inklusif. Anak berkebutuhan khusus berhak mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak pada umumnya, sehingga layanan yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus harus aksesibilitas. Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan untuk penyandang disabilitas, salah satunya adalah aksesibilitas fisik yang merupakan saran dan prasarana bangunan yang dapat diakses dengan mudah oleh penyandang disabilitas. Sarana prasarana di lingkungan kampus Universitas Lambung Mangkurat harus menunjang unsur aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, termasuk di program studi Pendidikan Ilmu Komputer yang dimana terdapat satu orang mahasiswa berkebutuhan khusus yang menggunakan kursi roda.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data berjumlah 3 orang, 1 orang MBK dan 2 orang volunteer. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan angket. Teknik analisis data dengan melakukan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/kesimpulan. Triangulasi sumber dari hasil wawancara dan dokumentasi menjadi teknik keabsahan data pada penelitian ini.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada indikator pertama yaitu kemudahan dan indikator kedua yaitu kegunaan dalam aksesibilitas di prodi Pendidikan Ilmu Komputer FKIP ULM belum dikatakan aksesibel untuk mahasiswa dengan hambatan fisik dan motorik. Hal ini dikarenakan pintu pada ruangan yang biasa digunakan untuk perkuliahan tidak menggunakan jenis pintu geser sehingga masih memerlukan bantuan orang lain, selain itu toilet yang terdapat pada gedung perkuliahan masih terlalu tinggi sehingga kesulitan saat menggunakan toilet. Sedangkan pada indikator ketiga yaitu keselamatan sudah cukup baik. Hal ini terlihat pada ruang kelas dan ruang prodi yang cukup luas sehingga memudahkan aksesibilitas bagi pengguna kursi roda. Iindikator keempat yaitu kemandirian, belum aksesibel. Hal ini dikarenakan ketika membuka dan menutup pintu memerlukan bantuan orang lain, selain itu pada toilet juga belum dapat dikatakan aksesibel karena tidak ada terdapat handrail dan closet toilet yang tidak disesuaikan untuk pengguna kursi roda.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI