Panjang warp dan lama tarikan menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilan pengoperasian jaring trawl (Fridman, 1986). Penggunaan panjang warp yang disesuaikan dengan kondisi kedalaman perairan menentukan posisi jaring yang paling ideal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi dan desain lampara dasar yang digunakan dalam penelitian di Desa Tanjung Dewa, menganalisis komposisi dan proporsi hasil tangkapan lampara dasar di Desa Tanjung Dewa dan menganalisis pengaruh panjang warp terhadap hasil tangkapan lampara dasar di Desa Tanjung Dewa. Penelitian menggunakan metode experimental fishing dengan rancangan acak kelompok menggunakan 2 perlakuan, yaitu panjang warp 75 m dan 90 m. Komposisi dan proporsi dengan panjang warp 75 m adalah udang brown (Panaeus monodon) sebanyak 5.734 ekor (6,151%), udang krosok (Panaeus semisulcatus) sebanyak 55.833 ekor (59,891%), udang putih (Penaeus merguiensis) sebanyak 30.312 ekor (32,515%) , ikan peperek (Leiognathus sp) sebanyak 659 ekor (0,707%), ikan gulamah (Johnius carouna) sebanyak 178 ekor (0,191%), kepiting (Scylla sp) sebanyak 410 ekor (0,440%), dan ikan lidah (Cynoglossidae sp) sebanyak 98 ekor (0,105%). Sedangkan dengan panjang warp 90 m adalah udang brown (Panaeus monodon) sebanyak 13.137 ekor (12,038%), udang krosok (Panaeus semisulcatus) sebanyak 62.647 ekor (57,405%), udang putih (Penaeus merguiensis) sebanyak 31.897 ekor (29,228%), ikan peperek (Leiognathus sp) sebanyak 687 ekor (0,629%), ikan gulamah (Johnius carouna) sebanyak 157 ekor (0,144%), kepiting (Scylla sp) sebanyak 493 ekor (0,452%), dan ikan lidah (Cynoglossidae sp) sebanyak 114 ekor (0,104%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan panjang warp berdasarkan jumlah dan berat berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan dengan hasil uji F diterima pada taraf uji 5%. Hasil tangkapan terbanyak diperoleh dari perlakuan panjang warp 90 m.

Kata Kunci : Lampara Dasar, panjang warp, Hasil Tangkapan, Tanjung Dewa