Limbah batang kelapa sawit merupakan limbah terbesar yang dihasilkan dari proses peremajaan (replanting). Salah satu pemanfaatan limbah batang kelapa sawit hasil peremajaan (replanting) ini adalah dengan mengolahnya menjadi pati. Pati batang kelapa sawit dapat menjadi terobosan baru sebagai bentuk diversifikasi pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh rasio jumlah air dan bahan serta lama pengendapan terhadap rendemen dan karakteristik pati dan menentukan rasio jumlah air dan bahan serta lama pengendapan untuk bisa menghasilkan rendemen dan karakteristik pati batang kelapa sawit yang terbaik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor, yaitu faktor pertama rasio jumlah air dan bahan terdiri dari 2 taraf yaitu A1 (4:1) dan A2 (6:1) dan faktor kedua adalah lama pengendapan terdiri dari 3 taraf yaitu B1(24 jam), B2 (48 jam) dan B3 (72 jam). Analisis data yang digunakan adalah uji ANOVA (Analysis of Variance) dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) untuk rendemen dan uji kimia (kadar air, kadar abu, kadar gula pereduksi, kadar pati, kadar amilosa, kadar serat kasar, total asam tertitrasi, dan nilai pH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio jumlah air dan bahan berpengaruh nyata terhadap nilai pH pati batang kelapa sawit sedangkan lama pengendapan berpengaruh nyata terhadap kadar gula pereduksi, kadar pati dan nilai pH pati batang kelapa sawit. Akan tetapi, interaksi antara rasio jumlah air dan lama pengendapan berpengaruh nyata terhadap kadar amilosa pati batang kelapa sawit. Pati batang kelapa sawit terbaik diperoleh pada perlakuan rasio jumlah air dan bahan (4:1) serta lama pengendapan 24 jam.  Rendemen pati batang kelapa sawit yang dihasilkan sekitar 5,30% dengan karakteristik kimia yaitu kadar air 10,46%, kadar abu 0,54%, kadar gula pereduksi 0,36%, kadar pati 86,45%, kadar amilosa 30,37%, kadar serat kasar 0,73%, total asam tertitrasi 0,25%, dan nilai pH 4,19.