Karena kerentanannya terhadap pembusukan dan kerusakan, kualitas tomat (Solanum lycopersicum L.) adalah yang terpenting. Untuk mencegah kerusakan, pengemasan barang pertanian harus dipelajari dengan cermat. Oleh karena itu, pelapis yang dapat dimakan merupakan pilihan penting untuk penyimpanan yang lebih aman. Lapisan tipis yang terdiri dari zat-zat yang dapat dimakan disebut lapisan yang dapat dimakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi konsentrasi optimal pati dan gliserol ubi jalar Nagara sebagai pelapis yang dapat dimakan guna menjaga kualitas tomat setelah penyimpanan dan untuk menilai pengaruh perbedaan konsentrasi terhadap kualitas tomat pasca penyimpanan. Desain uji coba kelompok acak faktorial (RAKF) dua faktor digunakan dalam penyelidikan ini. Pertama-tama, ada empat konsentrasi pati ubi Nagara yang berbeda (P1, 2, 4, 6, dan 8) yang membentuk komponen pertama. Selain itu, ada empat derajat konsentrasi Gliserol: G1 = 0%, G2 = 1%, G3 = 2%, dan G4 = 3%. Dua penelitian terpisah dilakukan. Uji susut bobot, kadar asam total, dan vitamin C dianalisis menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan setelah uji Analysis of Variance (ANOVA). Uji Kruskal Wallis digunakan untuk evaluasi organoletik (skor) warna, tekstur, dan rasa. ujian Perbandingan Berganda datang berikutnya. Mutu tomat setelah disimpan terbukti dipengaruhi oleh jumlah pati ubi jalar dan gliserol pada Edible Coating. Konsentrasi edible coating terbaik adalah pada konsentrasi pati ubi nagara sebesar 8% dan dengan penambahan gliserol sebanyak 3% dengan susut bobot sebesar 3,835% hingga 9,264%, total asam sebesar 0,321% hingga 0,970%, kadar vitamin C sebesar 8,721% hingga 8,785%, dengan nilai sensori rasa sebesar 3,13 (asam agak manis), tekstur sebesar 3,15 (agak keras) dan warna sebesar 3,10 (merah tua).