Masyarakatsaat ini sudah selektif dalammemilih rumah sakit untuk rawat inap. Rumah sakit swasta tipe C di Banjarbaru yaitu RSU Syifa Medika Banjarbaru memiliki BOR mencapai 51,97% pada tahun 2021 dengan jumlah 6.501 pasien dan BOR mencapai 54,0% pada tahun 2022 dengan jumlah 8.905 pasien yang berarti tingkat pemanfaatan tempat tidur rawat inap belum maksimal dan kurangnya pasien rawat inap yang datang. Penelitian ini bertujuan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pasien menggunakan pelayanan rawat inap di rumah sakit. Subdimensi dari faktor-faktor keputusan pembelian (budaya, keluarga, keadaan ekonomi, dan pembelajaran) menjadi fokus penelitian ini. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan populasi adalah pasien rawat inap RSU Syifa Medika Banjarbaru dengan sampel berjumlah 99 responden, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengambilan data menggunakan instrumen berupa kuesioner. Data dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil uji T menunjukkan budaya (sig=0,0001<0,05), keluarga (sig=0,010<0,05), keadaan ekonomi (sig=0,0001<0,05), dan pembelajaran (sig=0,0001<0,05). Artinya terdapat pengaruh budaya, keluarga, keadaan ekonomi, dan pembelajaran terhadap keputusan menggunakan pelayanan rawat inap di RSU Syifa Medika Banjarbaru. Kemudian hasil uji Fmenunjukkan (sig=0,0001<0,05). Artinya bahwa terdapat pengaruh budaya, keluarga, keadaan ekonomi, dan pembelajaran secara simultan terhadap keputusan menggunakan pelayanan rawat inap di RSU Syifa Medika Banjarbaru dengan persentase sebesar 69,1%.