Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di SMA, yang mengharuskan guru geografi untuk menyusun dan membuat modul ajar sebagai salah satu perangkat ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran. Kurangnya pelatihan dan sosialisasi mengenai modul ajar membuat guru geografi kesulitan dalam menyusun dan membuat modul ajar sesuai dengan konteks dan kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi guru geografi SMA terhadap modul ajar dalam kurikulum merdeka belajar Se-Kabupaten Tanah Laut. Data dalam penelitian ini adalah data primer berupa hasil observasi dan survei secara langsung, dan data sekunder berupa studi kepustakaan yang berupa jurnal, dan laporan. Sampel penelitian ini berjumlah 26 orang guru geografi SMA Se-Kabupaten Tanah Laut yang sekolahnya terdaftar sebagai pelaksana IKM pada tahun 2022/2023. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada 26 guru geografi dan wawancara sebagai pendukung. Analisis data menggunakan statistik deskriptif, yaitu persentasi tabulasi untuk menganalisis dan mengukur tingkat persepsi guru geografi terhadap modul ajar dalam kurikulum merdeka belajar di SMA Se-Kabupaten Tanah Laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi guru geografi terhadap modul ajar dalam kurikulum merdeka belajar di SMA Se-Kabupaten Tanah Laut berkategori sangat baik yaitu dengan skor persentase nilai rata-rata 79,74%. Guru geografi SMA di Kabupaten Tanah Laut mengetahui dan memahami modul ajar sebagai perangkat ajar pada kurikulum merdeka belajar. Menyusun dan membuat modul ajar merupakan pengalaman baru bagi guru geografi selama kurikulum merdeka belajar berjalan, dikarenakan guru dapat memodifikasi komponen yang sudah ada dari pemerintah, akan tetapi tetap disesuaikan dengan kondisi lingkungan, sekolah, dan juga siswa.