Pemulung berisiko terkena dermatitis kontak iritan (DKI) karena mereka sering terpapar dengan sampah yang mengandung paparan iritan sehingga dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap risiko ini antara lain hygiene perorangan yang buruk dan penggunaan APD yang tidak lengkap. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adanya hubungan hygiene perorangan dan penggunaan APD dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada pemulung TPA Basirih Banjarmasin.Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik rancangan cross sectional. Subjek penelitian terdiri dari 50 pemulung dengan teknik pengambilan sampel adalah proportional random sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square untuk variabel penggunaan APD dan uji fisher’s exactuntuk variabel hygiene perorangan. Hasil penelitian menunjukan Pemulung yang memiliki hygiene perorangan yang buruk sebesar (16,0%) dan yang memiliki hygiene perorangan yang baik sebesar (84,0%). Penggunaan APD tidak lengkap sebesar (54,0%) dan penggunaan APD lengkap (46,0%). Pemulung yang mengalami kejadian DKI sebesar (22%) dan yang tidak mengalami sebesar (78,0%). Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara hygiene perorangan dengan kejadian DKI (p-value = 0,009) tetapi tidak ada hubungan antara penggunaan APD dengan kejadian DKI (p-value 0,080).