Zaman sekarang tren membeli pakaian bekas atau juga disebut sebagai thrifting tengah digemari oleh masyarakat Kota Banjarmasin yang memunculkan perilaku konsumerisme untuk memenuhi keinginan gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi masyarakat Kota Banjarmasin dalam membeli pakaian bekas serta mengidentifikasi bagaimana sebuah simbol dari logo brand pakaian bekas tersebut mempengaruhi gaya hidup thrifting hunter pada saat membeli dan menggunakannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dilakukan secara interaktif melalui proses reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) eksistensi dari fenomena thrifting masuk ke dalam masyarakat Kota Banjarmasin sehingga mempengaruhi pola konsumsi masyarakat dalam memenuhi gaya hidup mereka, masyarakat tidak lagi mengkonsumsi dari kegunaanya melainkan lebih mengutamakan tanda atau simbol yang melekat pada barang tersebut; (2) beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat Kota Banjarmasin dalam mengonsumsi pakaian bekas antara lain seperti faktor individu yakni ekonomi, eksistensi diri dan thrifting sebagai hobi, faktor sosial yakni keluarga dan status sosial, faktor budaya yakni pengaruh sosial media dan artis idola; (3) penelitian ini menggunakan teori masyarakat konsumsi berdasarkan perspektif analisis logika sosial konsumsi oleh Jean P Baudrillard peneliti dapat menemukan kebahagiaan, kenikmatan dan kebebasan bagi seorang thrifting hunter pada saat membeli pakaian bekas. Lalu melalui analis logika sosial konsumsi mereka merasakan kebahagiaan dan kenikmatan pada saat menggunakan pakaian bekas dalam memenuhi keinginan gaya hidup.