Limbah ranting teh memiliki kandungan karbon yang tinggi sehingga berpotensi untuk diolah menjadi biochar sebagai adsorben, sedangkan limbah cair pabrik kelapa sawit(LCPKS) sendiri memiliki kandungan Biological Oxygen Demand (BOD) yang tinggi sehingga harus diolah terlebih dahulu sebelum bisa dibuang ke alam, salah satu cara pengolahannya adalah dengan proses adsorpsi. Penelitian ini dilakukan untuk mengolah limbah ranting teh menjadi adsorben agar bisa menurunkan kandungan BOD LCPKS dengan kondisi optimum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Response Surface Methodology (RSM) Box-Behnken Design (BBD) dan Central Composite Design (CCD). Pembuatan adsorben dilakukan dengan variasi aktivasi yang terdiri dari suhu (500, 600, dan 700^oC), waktu aktivasi (30, 60, dan 90 menit), dan konsentrasi H₃PO₄ (8, 10, dan 12%). Proses adsorpsi dilakukan dengan variasi dosis adsorben (1, 2, dan 3g) dan waktu kontak (60, 90, 120 menit). Analisis data dilakukan menggunakan aplikasi Design-Expert ver. 13. Kondisi optimum yang didapat dalam proses aktivasi adsorben yaitu dengan suhu 500^oC, waktu 40 menit, dan konsentrasi H₃PO₄ 12%. Sedangkan kondisi optimum untuk proses adsorpsi yaitu dengan dosis adsorben 2,24 g dan waktu kontak 120 menit.