Stres kerja merupakan reaksi individu yang mengancam emosional, fisik ketika ada ketidaksesuaian tuntutan dengan sumber daya yang tersedia, yang dapat dipengaruhi oleh beban kerja, shift kerja, dan konflik peran. Labour Force Survey (LFS) menyatakan stres kerja paling tinggi diderita oleh perawat. Stres kerja dapat mempengaruhi pelayanan yang diberikan, penurunan kinerja dan keluhan dari pasien. Temuan di RSD Idaman Banjarbaru menunjukkan nilai Bed Turn Over (BTO) 67,73 kali, dimana angka ini melebihi standar BTO, yaitu 40-50 kali. Selain itu, pada tahun 2022 ditemukan sebesar 66% perawat mengalami beban kerja. Tujuan penelitian yaitu menganalisis hubungan beban kerja, shift kerja, dan konflik peran terhadap stres kerja perawat di RSD Idaman Banjarbaru. Rancangan penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian sebanyak 327 responden dengan teknik pengambilan sampel proportional random sampling sehingga didapatkan jumlah sampel 90 menggunakan rumus Lemeshow. Instrumen penelitian untuk mengukur stres kerja menggunakan kuesioner Nursing Stress Scale (NSS), beban kerja diukur dengan kuesioner Nursalam, shift kerja diukur dengan lembar isian, konflik peran menggunakan NIOSH Generic Job Stress Questionnaire. Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan beban kerja (p-value=0,022), tidak ada hubungan shift kerja (p-value=0,277), ada hubungan konflik peran (p-value=0,004) dengan stres kerja perawat di RSD Idaman Banjarbaru. RSD Idaman Banjarbaru diharapkan dapat mengevaluasi beban kerja perawat dan menyesuaikan beban kerja tiap ruangan. Rumah sakit dapat memberikan positive reinforcement dalam bentuk bonus atau penghargaan. Perawat disarankan saling terbuka dengan rekan kerja terkait masalah di tempat kerja untuk menghindari konflik peran.