DIGITAL LIBRARY



JUDUL:FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD ULIN BANJARMASIN
PENGARANG:SALWA SABRINA
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2024-01-20


Pasien tuberkulosis (TBC) paru menerima kombinasi obat antituberkulosis (OAT) dan obat selain OAT selama masa terapinya, yang dapat memicu potensi interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi potensi interaksi obat pada pasien TBC paru di RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2021-2022. Desain penelitian adalah cross-sectional. Variabel bebas meliputi usia, jenis kelamin, penyakit penyerta, dan jumlah obat yang diresepkan. Variabel terikatnya adalah potensi kejadian interaksi obat. Data diambil dari rekam medis pasien. Hubungan variabel bebas dan terikat dianalisis dengan logistic regression. Sebanyak 128 pasien dan 673 resep diinklusi. Sebagian besar pasien berusia 18-64 tahun (87,5%), laki-laki (68,0%), tanpa penyakit penyerta (74,2%), dan mendapatkan polifarmasi (52,2%). Potensi interaksi obat terjadi pada 61,3% resep, sebagian besar keparahannya moderat (85,9%) dengan tingkat risiko C (64,9%). Penyakit penyerta (aPOR 1,67) dan jumlah obat yang diresepkan (aPOR 11,80 untuk polifarmasi, aPOR 305,07 untuk hiperpolifarmasi) berhubungan bermakna dengan potensi interaksi obat. Selain itu, hiperpolifarmasi berhubungan bermakna dengan tingkat keparahan interaksi; dan penyakit penyerta berhubungan bermakna dengan tingkat risiko interaksi, tetapi kedua hubungan ini diduga dipengaruhi faktor pengganggu lain yang tidak diteliti. Dapat disimpulkan bahwa penyakit penyerta dan jumlah obat yang diresepkan secara bermakna memengaruhi potensi interaksi obat pada pasien TBC paru di RSUD Ulin Banjarmasin.

 

 

Kata-kata kunci: interaksi obat, penyakit penyerta, polifarmasi, tuberkulosis paru

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI