DIGITAL LIBRARY



JUDUL:KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI MINYAK ATSIRI DARI RESIDU DISTILASI UAP-AIR DAUN-RANTING LIMAU KUIT ASAL ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR
PENGARANG:EDWIN RIFAT NAZARI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2024-02-01


KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI MINYAK ATSIRI DARI RESIDU DISTILASI UAP-AIR DAUN-RANTING LIMAU KUIT ASAL ASTAMBULKABUPATEN BANJAR (Oleh: Edwin Rif’at Nazari; Pembimbing I: Azidi Irwan, S.Si., M.Si. Pembimbing II: Prof. Dr. Abdullah, S.Si., M.Si.; 2024; 46 halaman)

 

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan minyak atsiri dari residu daun-ranting limau kuit setelah distilasi pertama dengan metode distilasi uap-air pada suhu uap 60-70oC. Sebagai pembanding digunakan data minyak atsiri dari 1.500 g sampel segarnya masing-masing pada suhu 45-60oC dan 60-70oC dengan variasi waktu distilasi 3, 4, 5, dan 6 jam. Pengamatan dilakukan terhadap rendemen, karakteristik yang meliputi berat jenis, indeks bias, putaran optik, dan kelarutan dalam alkohol. Komposisi minyak ditetapkan dengan analisis GC-MS. Distilasi uap-air terhadap masing-masing residu dijalankan selama 3 jam dan memperoleh minyak atsiri berwarna kuning keemasan. Rendemen yang diperoleh sangat kecil, yaitu berturut-turut 0,053%; 0,0123%; 0,0184%; dan 0,0145% (b/b). Komponen penyusun minyak atsiri dari residu daun-ranting limau kuit berbeda-beda untuk tiap variasi waktu dan suhu. Dari segi komposisi total senyawa dalam minyak atsiri dengan sampel segar, antara distilasi suhu 45-60oC dan 60-70oC relatif tidak berbeda jauh, yaitu masing-masing 46 dan 37 senyawa. Akan tetapi komposisi dari sampel residu jauh lebih banyak daripada sampel segar, yaitu sebanyak 82 senyawa. Meskipun demikian senyawa yang paling dominan dalam semua hasil adalah g-terpinena. Senyawa ini diduga kuat merupakan penciri bagi minyak atsiri daun-ranting limau kuit.

 

Kata kunci:, minyak atsiri, daun-ranting limau kuit, residu, distilasi uap-air, g-terpinena

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI