ABSTRAK

Miasih, Devika Ridha. 2024. Pesan Moral Dalam Pementasan Jukung Tanpa Pewaris.Skripsi,Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Pembimbing Dr Tutung Nurdiana, S.Sos, MA, M.Pd.

Kata Kunci : Jukung, Denotasi, Konotasi, Mitos, Analisis Semiotika Roland Barthes.

Jukung Tanpa Pewaris merupakan naskah yang dibuat oleh seniman yang berasal dari Kalimantan Selatan yang bernama Muhammad Irwan Aprialdy yang kemudian dipentaskan oleh Sanggar Budaya Kalimantan Selatan. Dalam pementasan tersebut mengangkat sebuah warisan budaya yang ada di Kalimantan Selatan yaitu Jukung. Jukung merupakan sebutan perahu khas tradisional Banjar yang biasa digunakan orang Banjar sebagai alat transportasi, menangkap ikan dan berjualan diatas sungai menggunakan Jukung tersebut. Adapun tujuan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana pesan moral dan faktor yang mempengaruhi pementasan Jukung Tanpa Pewaris. Peneliti menggunakan metode kualitatif dan analisis semiotika Roland Barthes dalam penelitian ini. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan studi dokumen. Hasil yang didapat dalam penelitian ini ditemukan sebuah tanda atau pemaknaan menggunakan analisis Roland Barthes yaitu Denotatif, Konotatif dan Mitos pada 14 adegan dari 17 adegan. Serta melalui wawancara dengan penulis dan sutradara ditemukan perbedaan dalam memaknai naskah tersebut. Penulis mengisyaratkan jukung merupakan sebagai simbol aktivitas teater sebagai makna asli pembuatan cerita tersebut tetapi diumpamakan dengan sebuah jukung. Dan menurut sutradara sutradara mengalurkan cerita tersebut sesuai dengan tulisan pencipta naskah dan hanya sebatas dari hasil yang penulis ceritakan di naskah tersebut