Skor rata-rata yang didapat pelajar Indonesia berumur 15 tahun pada PISA untuk periode 2000-2022 tidak pernah melebihi 400 poin, hal ini sangat jauh dari skor rata-rata internasional yang berkisar dari 468-489 poin. Rendahnya literasi matematika siswa di Indonesia disebabkan karena siswa terbiasa dengan masalah rutin yang diberikan oleh guru dan tidak terbiasa untuk memecahkan masalah non rutin seperti yang terdapat pada PISA. Budaya pasar terapung sebagai konteks digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa terutama di Kalimantan Selatan untuk mengonstruksi konsep matematika berdasarkan pengetahuan yang dekat dengan kehidupan nyata mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan soal literasi matematika dengan konteks etnomatematika pada pasar terapung yang valid, reliabel dan praktis. Penelitian ini menggunakan model Tessmer tipe formative research yang memiliki dua tahap penelitian yaitu tahap preliminary dan formative evaluation. Subjek uji coba penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 14 Banjarmasin di kelas IX B yang berjumlah 31 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah lembar validasi, angket respons siswa dan lembar jawaban hasil pengerjaan soal. Produk yang dikembangkan dinilai oleh 3 validator dan memperoleh skor validitas logis sebesar 3,64 yang masuk pada kategori valid. Hasil angket respons siswa menunjukkan nilai kepraktisan 4,415 yang berada dalam kategori praktis. Sedangkan nilai hasil pengerjaan soal oleh siswa menunjukkan bahwa soal valid secara empiris dan memiliki derajat reliabel tinggi yaitu 0,724. Penelitian ini menghasilkan 4 soal literasi matematika dengan konteks etnomatematika pada pasar terapung berbentuk uraian yang valid, reliabel dan praktis.