Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum terpenuhinya proporsi RTH di Kota Banjarbaru yaitu dibawah 30% dari total luas kota yang diatur pada Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 13 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banjarbaru Tahun 2014-2034, baru sekitar 17% dari total luas wilayah Kota Banjarbaru mengindikasikan lambatnya alih fungsi lahan di Kota Banjarbaru untuk dijadikan sebagai RTH. Ditambah tidak terawatnya beberapa fasilitas sarana dan prasarana pada RTH Al-Munawarah yang menyebabkan peneliti tertarik untuk meneliti tentang Evaluasi Kebijakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pada RTH Al-Munawarah Di Kota Banjarbaru.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif. Selain itu penelitan ini juga menggunakan sumber data primer yaitu wawancara dan observasi, kemudian data sekunder yaitu dokumentasi, berita, buku, dan sebagainya. Data yang diperoleh diolah dengan pengolahan data kualitatif deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Evaluasi Kebijakan Ruang Terbuka Hijau Al-Munawarah Kota Banjarbaru sudah berjalan dengan cukup optimal. Dilihat dari indikator Teori Evaluasi Kebijakan menurut Wirawan yaitu: Evaluasi Proses, Evaluasi Manfaat, dan Evaluasi Dampak. Dampak dari pembangunan RTH Al-Munawarah sudah sesuai apa yang diharapkan oleh pemerintah dan juga memberikan manfaat untuk masyarakat dan lingkungan. Dan artinya Pemerintah Kota Banjarbaru sudah memberikan pelayanan kepada masyarakat yaitu berupa kenyamanan kepada masyarakat melalui Ruang Terbuka Hijau Al-Munawarah.