Kekerasan seksual dapat menjadi pengalaman yang menimbulkan trauma bagi korbannya, efek psikologis menjadi salah satu dampak yang akan ditimbulkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, dan bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana mekanisme mengubah trauma menjadi resiliensi psikologis pada remaja laki-laki korban kekerasan seksual dengan menggunakan teknik photovoice. Subjek penelitian ini terdiri 4 orang remaja laki laki yang pernah mengalami kekerasan seksual dan tinggal di Kalimantan Selatan. Subjek dipilih melalui teknik purposive sampling melalui dua kriteria yaitu remaja berusia diantara 19-22 tahun dan pernah mengalami kasus kekerasan seksual. Kemudian akan dilakukan screening dengan menggunakan Connor Davidson Resilience Scale dan Harvard Trauma Questionnaire. Proses analisis data dilakukan dengan menganalisis verbatim wawancara dari foto yang diambil subjek melalui analisis tematik. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa dampak yang dirasakan akibat kekerasan seksual seperti munculnya emosi negatif (kemarahan, kecemasan, ketakutan, dan kesedihan), hilangnya kepercayaan, kepercayaan diri menurun, penyesalan diri, keterpurukan, pengucilan sosial, dan menarik diri. Proses perubahan trauma menjadi resiliensi psikologis didukung oleh sistem pendukung, spiritualitas, penerimaan diri, tujuan hidup, pencapaian, dan kesibukan. Pendekatan photovoice berhasil mengungkap mekanisme mengubah trauma menjadi resiliensi psikologis pada remaja laki-laki korban kekerasan seksual.

Kata Kunci: Kekerasan seksual, trauma, resiliensi psikologis, photovoice.