Untuk memenuhi target rencana pada proyek Pembangunan Jalan Akses
Bandara Internasional Syamsuddin Noor, pihak kontraktor menerapkan penambahan
jam kerja (lembur) untuk para tenaga kerja. Penambahan jam kerja tentunya
mengharuskan pihak penyedia jasa untuk mengeluarkan anggaran upah jam kerja
lembur. Pengukuran produktivitas kerja lembur ini berguna untuk mengetahui
keefektifan dari penerapan jam kerja lembur.

Salah satu cara untuk mengetahui produktivitas tenaga kerja adalah dengan menggunakan pendekatan produktivitas parsial (partial productivity), yang dapat dihitung dengan mengetahui nilai input dan output dari persamaan produktivitas parsial. Untuk perhitungan produktivitas tenaga kerja proyek Pembangunan Jalan Akses Bandara Internasional Syamsuddin Noor, nilai input yang digunakan adalah waktu kerja per hari, sedangkan nilai outputnya adalah volume pekerjaan yang dilakukan per hari. 

Hasil perhitungan dari analisis produktivitas dengan pendekatan produktivitas parsial didapatkan bahwa rata-rata produktivitas jam kerja normal adalah sebesar 1661,87 m/jam untuk pekerjaan pemancangan galam dan 17,83 m³/jam untuk pekerjaan timbunan. Selain itu, didapatkan rata-rata produktivitas jam kerja lembur sebesar 2715,46 m/jam untuk pekerjaan pemancangan galam dan  41,31 m³/jam untuk pekerjaan timbunan. Dari hasil tersebut diketahui bahwa nilai produktivitas jam kerja lembur lebih besar dibanding jam kerja normal, hal tersebut dapat terjadi karena beberapa kendala. Kendala utama adalah cuaca hujan yang mengharuskan pekerjaan terhenti sementara dan baru dapat dilanjutkan saat hujan berhenti atau bahkan menunggu lokasi cukup kering. Penerapan jam kerja lembur ini membuat kenaikan anggaran upah tenaga kerja sebesar 30,38%. Namun, besar upah lembur yang diterapkan pada proyek Pembangunan Jalan Akses Bandara Internasional Syamsuddin Noor belum sesuai dengan besar upah lembur seharusnya menurut ketentuan lembur PP No. 35 Tahun 2021.

Kata kunci : Produktivitas parsial, tenaga kerja, jam kerja lembur, upah lembur.