Pandemi Covid-19 dikatakan menjadi awal maraknya tren self healing yang dilakukan oleh banyak orang terutama mahasiswa generasi Z. Keseharian yang harus dilakukan di rumah karena adanya pandemi menjadi penyebab banyak yang mencari pelarian dengan melakukan self healing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses self healing pada mahasiswa generasi Z Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat menjadi perilaku yang konsumtif dan makna self healing bagi mahasiswa generasi Z FISIP ULM. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode pendekatan fenomenologi, teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan penelitian didapatkan dengan teknik snowball berjumlah 18 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa generasi Z FISIP ULM memaknai self healing sebagai kewajiban, beban, dan sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan juga unjuk diri di media sosial. Self healing bagi mereka dijadikan nilai tanda yang dikonsumsi untuk memamerkan gaya hidup mereka. Logika konsumsi mahasiswi Generasi Z di FISIP ULM bukan lagi bagaimana sebenarnya self healing dapat memberikan kesembuhan seutuhnya tetapi tergantikan menjadi sebuah kebutuhan yang setiap waktu harus selalu dipenuhi.Bahkan dalam prosesnya, tren self healing yang berawal dari terus dilakukan walaupun tidak lagi pada masa pandemi Covid-19 hingga menjadi kebiasaan dan akhirnya sulit ditinggalkan sehingga menjadi bentuk baru perilaku dan gaya hidup yang konsumtif. 

Kata Kunci: self healing, generasi Z, perilaku konsumtif, tren