DIGITAL LIBRARY



JUDUL:ANALISIS PROPORSI POPULASI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TUMPANGSARI DENGAN GAMBAS (Luffa acutangula L. Roxb) DI LAHAN GAMBUT
PENGARANG:SYLVIANOOR MILLA WATI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2024-05-24


Tanaman sayuran merupakan komoditas yang esensial dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia akan kalori, vitamin, mineral, serat dan anti oksidan alami. Berdasarkan data BPSKalimantan Selatan tahun 2022 produksi tanaman sawi (Brassica juncea L.) di Kalimantan Selatan tahun 2020 sebesar 1.447,3 t namun pada tahun 2021 mengalami penurunan yaitu dengan produksi 1.441,4 t, sedangkan produksi tanaman gambas (Luffa acutangula L. Roxb) berdasarkan (BPS) Kalimantan Selatan belum ditemukan. Hal ini disebabkan budidaya gambasumumnya dikelola dan diproduksi secara kecil-kecilan atau belum dikelola secara komersial, sehingga diperlukan teknik budidaya yang tepat untuk meningkatkan produksi gambas dan sawi khususnya Kalimantan Selatan. Salah satu cara untuk meningkatan produksi tanaman sayuran dapat dilakukan dengan memperhatikan sistem tanam pada budidaya sayuran. Sistem tanam terbagi menjadi dua yaitu sistem tanam monokultur dan sistem tanam tumpangsari. Sistem tanam monokultur adalah sistem tanam dengan menanam tanaman sejenis, sedangkan sistem tanam tumpangsari merupakan sistem tanam dengan memanfaatkan lahan seefisien mungkin dengan menanam tanaman budidaya lebih dari satu jenis tanaman dalam suatu lahan. Semakin menyempitnya lahan pertanian karena alih fungsi lahan, maka perlu adanya efisiensi penggunaan lahan dan alternatif lain untuk lahan budidaya tanaman. Pemanfaatan  lahan sub optimal dapat menjadi alternatif untuk budidaya tanaman. Salah satu lahan sub optimal yang dapat dimanfaatkan yaitu lahan gambut. Tanah gambut berpotensi untuk dikelola menjadi lahan budidaya tanaman pangan dan sayuran, khususnya di Kalimantan Selatan.Penelitian ini bertujuan 1) untuk menganalisis perbedaan monokultur dibandingkan dengan sistem tumpangsari terhadap pertumbuhan dan hasil sawi dan gambas, 2) untuk menganalisis pengaruh proporsi populasi tanaman sawi dalam sistem tumpangsari dengan gambas terhadap pertumbuhan dan hasil pada tanaman sawi dan gambas di lahan gambut, 3) untuk menganalisis proporsi populasi tanaman sawi terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil pada tanaman sawi dan gambas dalam sistem tumpangsari di lahan gambut.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima kali ulangan. Faktor yang diteliti adalah proporsi tanaman sawi yang ditumpangsarikan dengan tanaman gambas, yaitu : j1 = jarak tanam sawi 20 cm x 20 cm monokultur (169 tanaman), j2 = jarak tanam sawi 30 cm x 20 cm (99 tanaman) tumpangsari gambas 40 cm x 200 cm (14 tanaman), j3 = jarak tanam sawi 40 cm x 20 cm (77  tanaman) tumpangsari gambas 40 cm x 160 cm (14 tanaman), j4 = jarak tanam sawi 50 cm x 20 cm (66 tanaman) tumpangsari gambas 40 cm x 120 cm (14 tanaman) dan j5 = jarak tanam gambas 40 cm x 80 cm monokultur (28 tanaman). Pengamatan yang dilakukan untuk tanaman gambas terdiri dari panjang batang (cm), umur berbunga (hst), jumlah buah per tanaman (buah), berat per buah (g), berat buah per tanaman (kg), panjang buah (cm), diameter buah (mm), dan hasil gambas t ha-1. Pengamatan yang dilakukan untuk tanaman sawi terdiri dari tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), berat segar sawi per tanaman (g), hasil sawi t ha-1. Selanjutnya untuk pengamatan gambas dan sawi tumpangsari terdiri dari Land Equivalent Ratio (LER) dan intensitas cahaya matahari (lux).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara sistem monokultur dengan sistem tumpangsari terhadap pertumbuhan dan hasil sawi dan gambas. Panjang batang gambas umur 3 MST dan berat per buah gambas lebih tinggi pada sistem tumpangsari dibandingkan monokultur. Berat segar sawi per tanaman pada sistem tumpangsari lebih tinggi dibandingkan monokultur, sedangkan hasil sawi dan gambas dalam satuan t/ha pada sistem monokultur lebih tinggi dibandingkan tumpangsari. Proporsi populasi tanaman sawi pada sistem tumpangsari tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil gambas di lahan gambut, namun berpengaruh terhadap tinggi tanaman sawi umur 4 MST, berat segar sawi per tanaman, dan hasil sawi t ha-1. Proporsi populasi tanaman sawi 99 tanaman (j2) memberikan nilai Land Equivalent Ratio (LER), tinggi tanaman sawi, berat segar sawi per tanaman, dan hasil sawi t ha-1 lebih baik dibandingkan proporsi lainnya.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI