Perkembangan tren thrifting, yaitu membeli pakaian bekas, di Banjarmasin semakin pesat. Hal ini membuka peluang usaha baru dan menawarkan alternatif berbelanja yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Namun, di sisi lain, terdapat potensi pelanggaran hak konsumen dalam praktik thrifting, seperti terkait kualitas barang, informasi produk, dan kesehatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlindungan konsumen dalam praktik thrifting di Banjarmasin masih belum optimal. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hal ini, seperti kurangnya pengetahuan konsumen tentang hak-hak mereka, minimnya regulasi yang mengatur praktik thrifting, dan lemahnya pengawasan dari instansi terkait.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perlindungan konsumen terhadap pakaian bekas (Thrifting) di Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan Pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach), Pendekatan kasus (Case Approach), dan Pendekatan konseptual (Conceptual Approach), menggunakan bahan hukum primer, sekunder dan bahan non hukum.

Kata kunci (keyword) : Perlindungan Konsumen, Thrifting, Pakaian bekas, Banjarmasin.