Ghina Aulia 2024. Hubungan keterbukaan diri terhadap toxic positivity pada peserta didik SMAN 13 Banjarmasin.Pembimbing : (I) Muhammad Andri Setiawan,M.Pd, (II) Dr. Ali Rachman.,M.Pd.

Kata kunci; Keterbukaan diri, Toxic Positivity

          Keterbukaan diri, merupakan salah satu hal yang penting bagi perkembanngan remaja. Dengan masalah yang dihadapi, masa remaja memerlukan tempat untuk meyampaikan cerita dan emosi. Jika remaja tidak bisa membuka diri akan berdampak pada lingkungan remaja, salah satunya toxic positivity. Toxic Positivity ialah, konsep berfikir positif yang berlebihan yang akan berdampak buruk bagi Kesehatan mental remaja, salah satunya merasa lemah terhadap suatu hal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Keterbukaan diri terhadap Toxic Positivity peserta didik SMAN 13 Banjarmasin.

          Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan jenis penelitian korelasi. Teknik penarikan sampel menggunkan simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada seluruh peserta didik SMAN 13 Banjarmasin dengan populasi sebnayak 700 peserta didik dan sampel sebanyak 254 peserta didik. Menggunkan Teknik analisis data statistic deskriftif dan korelasi product  moment dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS 27. Adapun hasil penelitian yaitu, terdapat hubungan antara variabel yang positif antara keterbukaan diri dengan variabel toxic positivity. Dilihat dari nilai signifikansi 0,002<0,05, dan nilai r tabel person correlation 0,220>0,136, dan tabel interpretasi nilai 0,220 pada kategori rendah.

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa, keterbukaan diri terhadap toxic positivity memiliki hubungan dengan kategori rendah. Dimana ada peserta didik yang mengalalmi hal tersebut. Diharapkan Guru Bimbingan dan Konseling dapat menjadi sebuah tempat nyaman untuk bercerita bagi peserta didik.