Perkembangan teknologi menjadikan industri game online semakin berkembang di Indonesia, salah satunya adalah game Mobile Legends: Bang Bang. Hal ini menyebabkan game online tidak hanya  populer di kalangan laki-laki namun juga perempuan. Masuknya perempuan ke dalam  game online yang didominasi oleh laki-laki menjadikan sebuah kasus baru di mana perempuan menjadi korban diskriminasi menggunakan bahasa seksis. Penelitian ini dilakukan di sebuah grup komunitas Miaw Ladies yang merupakan komunitas khusus perempuan dalam game Mobile Legends: Bang Bang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memberikan gambaran mengenai bahasa seksis yang kerap didapatkan oleh pemain perempuan dalam game Mobile Legends: Bang Bang serta ingin mengetahui bagaimana struktur patriarki dipertahankan melalui bahasa seksis di dalam game.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan Feminist Method. Hasil penelitian menemukan terdapat dua jenis bahasa seksis yang didapatkan oleh  pemain perempuan yaitu bahasa seksis yang mengarah kepada hal  cabul dan bahasa seksis merendahkan. Bahasa seksis cabul yang ditemukan dalam game Mobile Legends: Bang Bang menyamakan perempuan sebagai pekerja seks, menyamakan perempuan dengan alat kelamin, hingga menghina orang tua pemain dengan sebutan lonte. Untuk bahasa seksis merendahkan mayoritas  pemain perempuan dianggap bodoh dalam  bidang game online, menganggap perempuan tidak pantas bermain game online, dan meremehkan kemampuan perempuan dalam bidang game online Mobile Legends: Bang Bang. Dari fenomena yang ditemukan dalam penelitian ini patriarki dapat dilihat dari bahasa yang digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pemikiran patriarki yang dimiliki oleh pemain laki-laki dalam game Mobile Legends: Bang Bang dengan menghina dan merehmekan perempuan serta merasa superior dalam bidang game.