Masyarakat di Desa Anjir Pasar Lama menggambarkan tentang beberapa isu diskriminasi dimana masyarakatnya membedakan antara laki-laki dan perempuan, khususnya dalam aspek pendidikan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana konstruksi sosial terhadap pendidikan tinggi bagi perempuan di Desa Anjir Pasar Lama Kabupaten Barito Kuala. kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Observasi, wawancara, dan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data. Model Miles dan Huberman digunakan untuk menganalisis data. Hasil dari penelitian memperlihatkan di Desa Anjir Pasar Lama ada sebagian persepsi masyarakat yang beranggapan bahwa pendidikan tinggi bagi perempuan sangat penting dan sebagian lagi beranggapan bahwa pendidikan tinggi bagi perempuan tidak terlalu penting. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi minimnya pendidikan tinggi perempuan di Desa Anjir Pasar Lama seperti pernikahan dini, tinggkat ekonomi dan kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan tinggi bagi perempuan. Akan tetapi, diantara beberapa yang melatarbelakangi minimnya pendidikan tinggi yang paling mendominasi adalah pernikahan dini. Mengenai konstruksi sosial masyarakat terjadi karena adanya tiga proses dialektika yaitu internalisasi, objektivasi dan eksternalisasi. Di Desa Anjir Pasar lama benar adanya mengalami diskriminasi gender yaitu berupa marginalisasi perempuan dalam pendidikan, subordinasi perempuan, stereotipe, gender dan kekerasan. Sedangkan beban ganda tidak ditemukan karena perempuan hanya berurusan pada wilayah domestik. Saran peneliti bagi perempuan diharapkan dapat membuktikan bahwa perempuan yang berpendidikan tinggi sangat penting untuk masa depannya tidak selalu benar akan berakhir seperti anggapan buruk dari masyarakat. Bagi masyarakat, disarankan untuk tidak membeda-bedakan perempuan dalam berbagai hal termasuk pendidikan.

Kata kunci: Pendidikan Tinggi, Diskriminasi Gender, Persepsi masyarakat dan Konstruksi Sosial