Pembelajaran tatap muka pasca pandemi tentu saja membutuhkan adaptasi dari semua kalangan, termasuk peserta didik karena situasi seperti ini memerlukan sebuah daya juang untuk menghadapi suatu tantangan ataupun masalah. Hal inilah yang membutuhkan pentingnya memiliki Adversity Quotient pada diri setiap individu. Siswa yang terbiasa mampu mengatasi kesulitan atau masalah yang dihadapi, tentu akan menjadi siswa yang lebih kuat mental dan tahan uji. Selama pasca  pandemi ini guru dituntut untuk bekerja sama dengan orang tua untuk selalu memberikan bimbingan serta pengawasan, agar putra dan putrinya tetap mendapat pendidikan yang baik.

Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan terhadap 7 informan yaitu 1 orang guru BK, 3 orang wali kelas dan 3 orang peserta didik yang berprestasi berdasarkan rekomendasi guru BK. Teknik analisis data menggunakan analisis model Miles dan Huberman

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ketiga peserta didik memiliki adversity quotienttinggi. dapat diketahui bagaimana peserta didik dapat merespon kesulitan dengan baik, tetap berusaha berpikir optimis dan gigih dalam menghadapi masalah, peserta didik juga tidak semena-mena untuk mengambil sebuah keputusan  mereka juga berani mengambil resiko dalam menghadapi tantangan dan perubahan hidup. Peserta didik juga memiliki kepercayaan diri dalam menghadapi kesulitan, dapat menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya,  memiliki motivasi yang tinggi untuk meraih prestasi dan juga ingin menjadi sukses mereka cenderung menghadapi kesulitan itu dengan tetap tenang dan tidak berputus asa apa lagi pantanag menyerah. Peserta didik juga dapat menganggap kesulitan itu sifatnya hanya sementara karna dengan berpikir positif dan mencari jalan keluarnya pasti akan mampu menyelesaikan kesulitan tersebut