Dukungan psikososial merupakan salah satu bentuk penanganan psikologis yang dapat diberikan kepada suatu individu dengan tujuan untuk menjaga kesehatan mental individu yang sedang mengalami situasi krisis. Penelitian ini bertujuan mengkaji dukungan psikososial pada pekerja informal di Area Pelabuhan Tiwingan Lama pasca COVID-19 menggunakan Model Sosio Ekologi (MSE) dengan pendekatan kualitatif fenomenologis yang dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam. Informan pada penelitian ini adalah pekerja informal di area pelabuhan Desa Tiwingan Lama yang berjumlah sebanyak 5 orang dan dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja informal mendapatkan dukungan psikososial bersumber dari keluarga, teman, komunitas, dan aparat desa dengan bentuk dukungan emosional, instrumental, dan informasi. Dampaknya beragam, sebagian pekerja merasa termotivasi, optimis, tenang dan semangat, namun tidak semua merasakan dampak pemberian dukungan psikososial. Tantangan pemberian dukungan psikososial meliputi sikap pasrah, sifat tertutup, dan perbedaan pandangan individual. Selama pandemi, pekerja informal mengalami gangguan psikologis berupa kecemasan dan stres akibat perubahan ekonomi-sosial mendadak, kekhawatiran tanggungan, risiko kesehatan, dan ketidakpastian penghasilan. Respon pekerja informal terbagi dalam dua dimensi: ekonomi (mencari pekerjaan tambahan, menghadapi penurunan pelanggan, pengakuan atas dampak ekonomi tingkat lokal dan ungkapan kesulitan dalam mencari sumber penghasilan baru) dan psikologis (kecemasan, keterkejutan). Faktor penekan utama mencakup kesulitan pendapatan, beban ekonomi, penurunan permintaan, minimnya bantuan sosial, serta ketidakstabilan emosional.