Motivasi kerja merupakan faktor penting yang memengaruhi kinerja perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan bahwa, jumlah perawat di Indonesia pada tahun 2022 tercatat sebanyak 563.739 orang, meningkat sebesar 10,3% dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 511.191 orang. Di tingkat lokal, data dari Rumah Sakit Pelita Insani Martapura menunjukkan peningkatan jumlah perawat setiap tahun diikuti perawat keluar dari pekerjaannya. Tren ini menunjukkan adanya faktor yang melatarbelakangi keluar masuknya perawat di tempat kerja. Penelitian ini bertujuan menganalisis teori herzberg terhadap motivasi kerja perawat rawat inap di Rumah Sakit Pelita Insani Martapura. Desain penelitian menggunakan  desain cross-sectional, melibatkan 61 perawat rawat inap Rumah Sakit Pelita Insani sebagai responden. Hasil analisis membuktikan hubungan yang berarti antara pengakuan (p-value = 0,018), pengembangan diri (p-value = 0,041), hubungan antar pribadi (p-value = 0,032), kondisi kerja (p-value = 0,024), dan kebijakan (p-value = 0,014) dengan motivasi kerja perawat rawat inap. Namun, tidak ditemukan hubungan antara tanggung jawab (p-value = 0,374) dengan motivasi kerja perawat rawat inap. Berdasarkan temuan ini, disimpulkan faktor-faktor yang berhubungan signifikan dengan motivasi kerja perawat rawat inap adalah pengakuan, pengembangan diri, hubungan antar pribadi, kondisi kerja, dan kebijakan, sedangkan tanggung jawab tidak berhubungan secara signifikan dalam memberikan motivasi kerja bagi perawat rawat inap. Rekomendasi mencakup perlunya peningkatan program penghargaan dan evaluasi kebijakan kerja untuk menciptakan kondisi kerja yang mendukung serta peluang pengembangan diri bagi perawat dan mengoptimalkan pelatihan komunikasi untuk memperkuat hubungan antar pribadi dan membangun sistem pembagian tugas yang sesuai kompetensi.

Kata kunci: Motivasi kerja, perawat, teori dua faktor Herzberg, rumah sakit